PENGARUH PEMBERIAN BERULANG SECARA ORAL EKSTRAK ETANOL DAUN BIDARA (Ziziphus mauritiana L.) TERHADAP GINJAL TIKUS

Authors

  • Sitti Amirah Universitas Muslim Indonesia-UMI
  • Safriani Rahman Universitas Muslim Indonesia-UMI
  • Fitriana Fitriana Universitas Muslim Indonesia-UMI
  • Syahgita Rakhmat
  • Putri Dwiyanti Adha Mustakim

DOI:

https://doi.org/10.52434/jifb.v16i1.3491

Keywords:

daun bidara, ginjal, kreatinin, toksisitas, Ziziphus mauritiana L

Abstract

Pemberian obat tradisional secara berulang dapat berpotensi toksik dan merusak organ-organ vital seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal. Daun bidara digunakan secara tradisional oleh masyarakat sebagai antimikroba, analgesik, antipiretik, antiinflamasi, antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keamanan ekstrak etanol daun bidara terhadap ginjal tikus. Penelitian menggunakan tikus wistar yang terdiri atas 4 kelompok. Kelompok 1 diberi NaCMC sebagai kontrol, kelompok 2, 3 dan 4 diberikan masing-masing ekstrak etanol daun bidara dosis 50 mg/kgBB, 500 mg/kgBB dan 2000 mg/kgBB secara oral sekali sehari selama 14 hari. Pengukuran kadar kreatinin dilakukan sebelum dan setelah pemberian ekstrak kemudian dilakukan analisa statistik untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap kelompok uji. Setelah itu, dilakukan pembedahan untuk pemeriksaan histopatologi ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun bidara selama 14 hari tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar kreatinin tikus (p<0,05). Hasil pemeriksaan histopatologi memperlihatkan adanya kerusakan seperti peradangan, degenerasi, kongesti dan nekrosis yang berbeda pada masing-masing kelompok dengan kerusakan terbesar pada dosis 2000 mg/kgBB. Pemberian berulang ekstrak etanol daun bidara secara oral tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar kreatinin tikus tetapi secara histopatologi menunjukkan adanya beberapa kerusakan terutama pada dosis 2000 mg/kgBB.

Author Biographies

Sitti Amirah, Universitas Muslim Indonesia-UMI

Departemen Farmakologi

Safriani Rahman, Universitas Muslim Indonesia-UMI

Departemen Farmakologi

Fitriana Fitriana, Universitas Muslim Indonesia-UMI

Departemen Mikrobiologi

References

1. BPOM RI. Peraturan badan pengawas obat dan makanan nomor 10 tahun 2022 tentang pedoman uji toksisitas praklinik secara in vivo. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indones. 2022;

2. Wahyudi W, Hsb HLP, Hasanan N, Sitorus RAH. Studi literatur: daun bidara (ziziphus mauritiana) sebagai herbal indonesia dengan berbagai kandungan dan efektivitas farmakologi. J Farmanesia. 2022;9(1).

3. Naaz F, Agari N, Singh A. Medicinal properties of Ziziphus mauritiana : a review article introduction [Internet]. Vol. 19. 2020.

4. Dhuha NS, Haeria H, Putri HE. Toksisitas akut ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus spina-christi L.) berdasarkan gambaran morfologi dan histologi hati mencit. ad-Dawaa’ J Pharm Sci. 2019;2(1).

5. Rusdi M, Hasan T, Ardillah A, Evianti E. Perbandingan metode ekstraksi terhadap kadar flavonoid total dan aktivitas antioksidan batang boehmeria virgata. ad-Dawaa’ J Pharm Sci. 2018;1(1).

6. Jannah DR, Budijastuti W. Gambaran histopatologi toksisitas ginjal tikus jantan (Rattus norvegicus) yang diberi sirup umbi yakon (Smallanthus sonchifolius). LenteraBio Berk Ilm Biol. 2022;11(2).

7. Darmayanti MD, Samsuri S, Setiasih NLE, Berata IK. Kidney histopathological alteration of white rats after 21 days consumed tape yeast. Indones Med Veterinus. 2020;9(6).

8. Sudira W, Merdana M, Winaya IBO, Parnayasa IK. Perubahan histopatologi ginjal tikus putih yang diberikan ekstrak sarang semut diinduksi parasetamol dosis toksik. Bul Vet Udayana. 2019;

9. Leptospira I, Mulyono A, H NS. Karakteristik histopatologi hepar tikus got histopathology characterization of norway rat ’ s liver rattus norvegicus infectived by leptospira sp . bahan dan metode 1 . lokasi / pengambilan sampel tikus sampling tikus dilakukan di kelurahan miroto , kecam. 1(2):84–92.

10. Fahrimal Y, R R, Aliza D. Gambaran histopatologis ginjal tikus putih (Rattus novergicus) jantan yang diinfeksikan trypanosoma evansi dan diberi ekstrak daun sernai (Wedelia biflora) (histopathology of male rat (Rattus novergicus) kidney infected with trypanosoma evansi and treated. J Med Vet. 2016;10(2).

11. Suhita NLPR, Sudira IW, Winaya IBO. Histopatologi ginjal tikus putih akibat pemberian kestrak pegagan (Centella asiatica) peroral. Udayana Vet Bull. 2013;5.

12. Purwaningsih E. Pemendekan telomer dan apoptosis telomere shorthening and apoptosis. J Kedokt Yars. 2014;22(2).

13. Hasan I, Djakaria HM. Kematian sel akibat radiasi. J Indones Radiat Oncol Soc Radioter. 2013;44(2).

14. Kamal Z, Sasmito E. Pengaruh infusa wortel (Daucus Carota L.) terhadap histopatologi ginjal tikus jantan yang diinduksi uranium. J Kedokt Yars. 2013;21(1).

15. Owolarafe T, Ihegboro G, Salawu K, Ononamadu C, Fadilu M, Musa B. Toxicological investigation of aqueous extract of Ziziphus mauritiana leaves on wistar rats. Int J Tradit Complement Med Res. 2022;3(2):91–100.

Published

2025-01-31