Pengembangan Konsep Mutu Pendidikan Pondok Pesantren
DOI:
https://doi.org/10.52434/jp.v9i1.76Abstrak
Terpinggirkannya lembaga pendidikan tradisional Islam ketika berhadapan dengan lembaga pendidikan modern yang lebih teratur ternyata tidak hanya terjadi di Nusantara, tetapi di negara lain seperti Turki, Mesir dan lainnya. Perkembangan masyarakat yang semakin kompetitif menuntut setiap orang untuk berkompetisi secara sehat. Demikian halnya dengan sebuah lembaga termasuk lembaga pendidikan Islam seperti halnya dengan pesantren kompetisi untuk merebut pasar menuntut setiap lembaga untuk mengedepankan kualitas serta mutu dalam proses menejerialnya maupun pembelajarannya Mutu dalam pendidikan memiliki Karakteristik yang khas, karena pendidikan bukanlah industri. Dalam pendidikan, produk pendidikan itu bukanlah goods (barang) tetapi services (layanan). Namun demikian, para ahli pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu (MMT) setidaknya menerapkan lima pilar, diantaranya: 1) fokus pada customer, 2) keterlibatan total, 3) pengukuran, 4) komitmen dan 5) perbaikan berkelanjutan. Kata kunci: Konsep, Mutu, Pondok PesantrenReferensi
Al-Qur’an dan Terjemahnya
Azra, Azyumardi, 2003, Surau Pendidikan Islam Tradisional dalam Transisi dan Modernisasi,
Jakarta: Logos.
______________, 1997, Pesantren: Kontinuitas dan Perubahan, dalam Nurcholis Madjid,
Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina.
______________, 2002, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi menuju Millenium Baru,
Jakarta: Logos.
Abdullah, Taufik, 1987, The Pesantren in Historical Perspective, dalam Taufik Abdullah dan
Sharon Siddique (Ed.), Islam and Society in Southeast Asia, Singapura: ISEAS.
Aksit, Bahattin, 1991, Islamic Education in Turkey: Medrese Reform in Late Ottoman Times
and Imam Hatip Schools in the Republic, dalam Ricchard Tapper, Islam in Modern
Turkey: Religion, Politics.
Al Djamali, Fadhil, 1992, Menerobos Krisis Pendidikan Islam, Jakarta: Golden Press.
Al-Qardhawy, Yusuf, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Terjemahan Bustami
A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad dari al-Tarbiyah al-Islamiyah wa Madrasah Hasan
al-Banna, Jakarta: Bulan Bintang.
Al-Nadwi, Abul Hasan, 1987, Pendidikan Islam yang Mandiri, alih bahasa Afif Muhammad,
Cet. I, Bandung: Dunia Ilmu.
Ali, Mukti, 1987, Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, Jakarta: Rajawali Press, 1987, hlm.
Arcaro, Jerome S. 2007, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Assegaf, Abd. Rahman, 2005, Politik Pendidikan Naional: Pergeseran Kebijakan Pendidikan
Agama Islam dari Proklamasi ke Reformasi, Yogyakarta: Kurnia Kalam.
Asrohah, Hasnun, 2004, Pelembagaan Pesantren: Asal-usul dan Perkembangan Pesantren di
Jawa, Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Informasi Penelitian dan Diklat
Keagamaan.
Bakhtiar, Wardi dkk, 1990, “Perkembangan Pesantren di Jawa Barat,†Bandung: Balai
Penelitian IAIN Bandung.
Bruinessen, Martin Van, 1999, Kitab Kuning, Pesantren dan Tareka: Tradisi-tradisi Islan di
Indonesia, Bandung: Mizan
Dhofier, Zamaksyari, 1994, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta:
LP3ES.
Dirjen Pendidikan Islam, Statistik Pendidikan Agama dan Keagamaan Tahun Pelajaran 2006-
, Jakarta: Dirjen Pendis Depag RI, 2007, hlm. 146.
Dawam, Ainurrafiq, 2003, “Emoh†Sekolah: Menolak “Komersialisasi Pendidikan†dan
“Kanibalisasi Intelektualâ€, Menuju Pendidikan Multikultural, Jogjakarta: Inspeal
Ahimsakarya Press.
Geertz, Clifford, 1983, Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Terjemahan
Aswab Mahasis dari The Religion of Java, Jakarta: Pustaka Jaya.
_________, 1960, The Javanese Kijaji: The Changing Role of Culturel Broker, Comparative
Studies in Society and History.
Goetsch, D.L. dan Davis, S. 1995. Implementing to Total Quality, New Jersey: Prentice Hall
International, Inc.
Iqbal, Muhammad, 1982, Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam, alih bahasa Ali
Audah dkk, Jakarta: Tintamas.
J.M. Juran, 1995, Merancang Mutu, Terjemah Bambang Hartono dari Juran on Quality By
Design, Jakarta: Pustaka Binawan Pressido.
Mastuhu, 1994, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS.
Mas’ud, Abd., “Why the Pesantren as Center for Islamic Studies Remains Unique and Stronger
in Indonesia?â€, Makalah Seminar Internasional di Prince of Songkla University
Pattani, tanggal 25-28 Juni 1998.
M. Sukidi, 2005, Pendidikan Dalam Persfektif Al-Qur’an, Jogjakarta: Mikraj.
Mujahidin, Diding, Manajemen Sekolah Berbasis Mutu, hlm. 30.
Mu’in, Abdul dkk, 2008, “Survey Tipologi Pondok Pesantren Dalam Pemenuhan Pelayanan
Pendidikan Keagamaan bagi Masyarakat.
Nasir, Ridwan, 2005, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal: Pondok Pesantren di Tengah
Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Postman, Neil, 2002, Matinya Pendidikan: Redefinisi Nilai-Nilai Sekolah, Yogyakarta: Jendela.
Rahman Saleh, Abd. 2004, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Rajawali Press.
Rahardjo, M. Dawam (Peny.), 1985, Pesantren dan Pembaharuan, cet III, Jakarta: LP3ES,
Rahim, Husni, 2005, Madrasah dalam Politik Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Logos Wacana
Ilmu.
Soetari, Ad., Endang, 1987, “Sistem Kepemimpinan Pondok Pesantren,†Bandung: Balai
Penelitian IAIN Bandung.
Steenbrink, Karel A. 1986, Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun
Modern, Jakarta: LP3ES.
Syaukani HR., 2002, Titik Temu dalam Dunia Pendidikan, Jakarta: Nuansa Madani.
Topatimasang, Roem, 2003, Sekolah itu Candu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Tafsir, Ahmad, 1994, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wahid, Abdurrahman, 2010, Menggerakkan Tradisi, Esai-Esai Pesantren, Yogyakarta: LKiS.
___________________, 1988, “Principle of Pesantren Educationâ€, dalam Manfred Oepen and
Wolfgang Karcher (eds.), The Impact of Pesantren, Jakarta: P3M.
Ziemek, Manfred, 1983, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, terjemahan Butche B. Soendojo
dari Pesantren Islamische Bildug in Sozialen Wandel, Jakarta: P3M.
Sumber Lain
Harian Umum Kompas, 28 Pebruari 2003. Gagalnya Pendidikan Agama.
Harian Umum Kompas, Edisi 4 Oktober 2001.
Harian Umum Kompas, Edisi Mei 2001.