FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI AKAR WANGI DI KABUPATEN GARUT
DOI:
https://doi.org/10.52434/mja.v1i2.459Abstrak
Akar wangi adalah komoditas unggulan perkebunan yang telah lama dibudidayakan di Kabupaten Garut. Komoditas ini memberikan kontribusi 90 persen dari total produksi minyak akar wangi Indonesia, yaitu 60-75 ton per tahun. Hanya enam kecamatan yang merupakan sentra produksi akar wangi, yaitu Kecamatan Samarang, Bayongbong, Cilawu, Leles, Tarogong Kaler, dan Pasirwangi. Meskipun sebagai tanaman unggulan, akar wangi menghadapi beberapa permasalahan, seperti regulasi pemerintah Garut terkait pembatasan luas areal penanaman akar wangi sehingga produktivitas akar wangi tidak dapat ditingkatkan dengan ekstensifikasi. Selain itu, penurunan produksi terjadi tahun 2012-2016 diakibatkan oleh penurunan harga minyak atsiri global. Di akhir tahun 2016 terlihat peningkatan produksi akar wangi di Garut karena harga akar wangi mulai membaik sejak tahun 2014 dan pada tahun 2018 harga minyak atsiri mencapai Rp. 5.000.000,- per kg. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi produksi akar wangi di Kabupaten Garut pada tahun 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi berganda. Terdapat 5 variabel independent (variabel bebas) yang dianalisis: lahan (X1), bonggol akar wangi (X2), pupuk kandang (X3), pupuk kimia (X4), dan tenaga kerja (X5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) 79.24 persen yang berarti kelima variabel yang diteliti mampu memengaruhi produktivitas dan sisanya 20,76 persen adalah error. Dalam model ini tidak terdapat multikolinearitas karena nilai VIF kurang dari 10. Kata kunci : Akar Wangi, Produksi, GarutUnduhan
Diterbitkan
2018-12-01
Terbitan
Bagian
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness And Agricultural Economics Journal)
Lisensi
|