Analisis Pendapatan Petani Kentang Atlantik Melalui Kemitraan dengan PT. Indofood di Desa Sindangsari Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut
DOI:
https://doi.org/10.52434/mja.v7i2.41405Kata Kunci:
Usahatani, kentang atlanlik, kemitraan, biaya, PendapatanAbstrak
Kecamatan Cigedug tercatat sebagai wilayah utama produksi tanaman kentang atlantik di Jawa Barat, terutama dalam lingkup Kabupaten Garut. Untuk memitigasi risiko fluktuasi harga yang sering terjadi dan mengurangi ketidakpastian, kemitraan antara kelompok tani Sebartani dengan PT Indofood telah terjalin. Melalui kemitraan ini, harga jual produk kentang atlantik dapat dijamin, sehingga petani dapat mengurangi risiko penurunan pendapatan. Selain itu, penggunaan bibit berkualitas dari PT Indofood juga dapat mengurangi risiko gagal panen dan investasi modal yang besar. Petani non-mitra cenderung menghadapi tantangan yang lebih besar terkait fluktuasi harga jual, terutama saat memasuki musim panen yang berlimpah. Penggunaan bibit lokal oleh petani non-mitra dapat meningkatkan risiko penurunan hasil panen. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis mendalam terhadap pendapatan dan kelayakan usaha pertanian kentang atlantik bagi petani yang menjalin kemitraan dengan PT Indofood. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, yang bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai usaha pertanian kentang atlantik dengan pola kemitraan. Analisis mencakup pengeluaran biaya usaha pertanian, termasuk biaya produksi, serta penerimaan dan pendapatan yang diperoleh. Sampel penelitian diambil dengan pendekatan non probability sampling, dengan melibatkan semua kelompok tani Sebartani yang menjalin kemitraan dengan PT Indofood. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya produksi untuk satu musim tanam kentang atlantik pada luas lahan satu hektar adalah sebesar Rp. 105.871.657. Namun, pendapatan yang diterima mencapai Rp. 180.000.000, sehingga total keuntungan yang diperoleh petani mitra sebesar Rp. 74.128.343. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa usaha pertanian kentang atlantik bagi petani mitra layak untuk dijalankan, dengan tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan petani non-mitra.
Referensi
Badan Pusat Statistika Kabupaten Garut. (2022). Kabupaten Garut dalam angka 2022. Produksi dan Luas Lahan Tanaman Kentang atlantik. Garut.
Badan Pusat Statistika Provinsi Jawa Barat. (2022). Provinsi Jawa Barat dalam angka 2020. Produksi dan Luas Lahan Tanaman Kentang atlantik.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP). 2013. Laporan Tahunan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
BP3K Kecamatan Cigedug. 2020. Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Cigedug Desa Sindangsari 2023. Monografi Desa.
Ditjenhorti Direktorat Jenderal Hortikultura. 2023. Produksi Sayuran Nasional Periode 2022. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura
Harisman, K., (2017). Pola Kemitraan Antara Petani Dengan Pt Indofood Fryto-Lay Makmur Pada Usahatani Kentang Industri Varietas Atlantik (Suatu Kasus di Desa Cigedug Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut). Jurnal Istek; Vol 10, No 1 (2017) : http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/istek/article/view/1459
Rahmah, S. A., & Wulandari, E. (2020). Keragaan Produksi dan Harga Kentang atlantik di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. Vol. 6 No.1
Samadi B. (2007). Kentang Atlantik dan Analisis Usaha Tani Edisi Revisi. Kanisius : Yogyakarta.
Shinta, A. (2011). Ilmu Usaha Tani. Universitas Brawijaya Press (Ub Press).
Somantri Renny, Hadiyanti Dedeh,Syahri (2017). Usahatani Budidaya Kentang di Dataran Tinggi Sumatera Selatan.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suratiyah K. 2015). Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
|