ANALISIS PENDAPATAN GAPOKTAN MEKAR TANI DALAM PENJUALAN BERAS DI DESA SEBERANG TALUK KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Penulis

  • Febrianti Febrianti Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Kuantan Singingi Teluk Kuantan Riau Jl. Gatot Subroto KM 7 Jake 29562
  • Elfi Indrawani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNIKS Teluk Kuantan Riau
  • Meli Sasmi Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNIKS Teluk Kuantan Riau

DOI:

https://doi.org/10.52434/mja.v1i1.371

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui sistem penjualan beras, besarnya pendapatan, kelayakan usaha penjualan beras, dan nilai tambah hasil penjualan beras. Penelitian menggunakan metode penelitian survei dimana semua pengurus Gapoktan Mekar Tani dijadikan sebagai responden. Data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari sistem penjualan beras, pendapatan, analisis kelayakan usaha penjualan beras (dilihat dari nilai BEP) dan nilai tambah. Hasil penelitian menunjukkan keuntungan rata-rata penjualan beras dengan sistem tradisional sebesar Rp. 29.600.000 per tahun (rata-rata Rp. 2.466.667 per bulan). Keuntungan penjualan beras dengan sistem kemasan (packing) sebesar Rp. 51.415.160 per tahun (rata-rata Rp. 4.284.597 per bulan), dengan rata-rata produksi perbulan sebesar 850 kg. Rasio penjualan beras dengan sistem tradisional sebesar 1,30, sedangkan penjualan beras dengan sistem kemasan (packing) 1,50. Hal ini menunjukkan usaha penjualan beras dengan sistem tradisional maupun sistem kemasan layak atau efisien. BEP produksi penjualan beras dengan sistem tradisional sebesar 652,17 kg dan BEP penerimaan penjualan beras dengan sistem tradisional sebesar Rp. 9.622 per kg. BEP produksi penjualan beras dengan sistem kemasan sebesar 563,86 kg dan BEP penerimaan penjualan beras dengan sistem kemasan sebesar Rp. 9.982 per kg. Nilai tambah hasil penjualan beras dengan sistem tradisonal sebesar Rp. 2.743 per kg, sedangkan sistem kemasan sebesar Rp. 5.027 per kg. Penjualan beras dengan sistem kemasan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibanding dengan sistem tradisional. Rasio nilai tambah penjualan beras dengan sistem tradisional sebesar 21,94 sedangkan rasio nilai tambah dengan sistem kemasan sebesar 33,51. Dengan demikian rasio nilai tambah ini masuk kategori ≤ 50 persen, yaitu dikategorikan rendah. Kata Kunci: Pendapatan, Beras, Penjualan

Diterbitkan

2018-06-01

Terbitan

Bagian

MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness And Agricultural Economics Journal)