Pendekatan Dan Desain Pengembangan Kawasan Kakao Berbasis Inovasi Dan Berdaya Saing
DOI:
https://doi.org/10.52434/mja.v5i1.1803Kata Kunci:
desain pengembangan, kawasan, kakao, inovasi, daya saingAbstrak
Kontribusi industri kakao bagi perekonomian Indonesia sangat besar. Diantaranya sebagai kontributor penerimaan devisa negara yang dapat diandalkan. Disamping itu, masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, terlihat menjadi sumber pendapatan bagi sekitar 1,7 juta kepala keluarga petani yang sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Untuk mengoptimalkan potensi tersebut diperlukan suatu pendekatan dan desain pengembangan kakao yang tidak saja diarahkan pada upaya meningkatkan produktivitas tanaman semata, tetapi peningkatan efisiensi, nilai tambah produk, daya saing, dan kemandirian bidang industri juga harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aspek pengembangan kakao nasional. Tulisan ini bertujuan untuk membahas konsep pendekatan dan desain pengembangan kawasan kakao berbasis inovasi dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya saing kakao Indonesia di pasar internasional, serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendukung desain pengembangan tersebut. Pengembangan Kawasan berbasis inovasi dan berdaya saing, bukan saja dalam wujud teknologi, namun sesuatu yang dapat menyebabkan perbaikan atau menjadikan lebih baik, lebih sederhana, lebih murah, dan lebih mudah. Inovasi dimaksud yakni inovasi cara/teknik/metode. Desain pengembangannya, memfokuskan pada 4 pilar: (1) mekanisme delivery teknologi; (2) sumberdaya; (3) rantai pasok; dan (4) lembaga.Referensi
Andrianyta, H dan H. Hermawan. 2012. Dukungan Kebijakan Pemerintah Dalam Peningkatan Nilai Tambah Produk Hortikultura. Seminar Nasional Kemandirian Pangan 2012 “Meningkatkan Daya Saing dan Nilai Tambah Produk Pertanian Berbasis Sumberdaya Lokalâ€. Jatinangor, 11-12 Juli 2012. ISBN: 978-979-16972-4-8. Universitas Padjajaran Bandung.
Arfah, S.Y.C, 2019. Strategy for Cocoa Agribusiness Development in Central Sulawesi. Jurnal Agroland, 26: 179-188.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Statistik Indonesia 2019. Katalog: 1101001. ISSN: 0126-2912. Jakarta [ID] : Badan Pusat Statistik.
De Boer, D., Limpens, G., Rifin, A. and Kusnadi, N. 2019. Inclusive Productive Value Chains, an Overview of Indonesia Cocoa Industry. Journal of Agribusiness in Developing and Emerging Economies, 9(5): 439-456. http://doi.org/10.1108/JADEE-09-2018-0131.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (p.26). Bahan Presentasi Dirjenbun Pada Bulan Nopember 2008 di hadapan Tim Itjen Deptan. 26p.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2017. Statistik Perkebunan Indonesia 2017 Kakao. Kementerian Pertanian. Jakarta
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia 2017-2019 Kakao. Kementerian Pertanian. Jakarta.
Effendy P.M.F, Rauf R.A, Antara M, Basir-Cyio M, and Mahfudz M. 2019. Factors Influencing The Efficiency of Cocoa Farms: A Study to Increase Inccome in Rural Indonesia. Plos One, 14(4). http://doi.org/10.1371/journal.pone.0214569.
Karmawati, E., Z. Mahmud, M., Syakir., S.J. Munarso dan Rubiyo. 2012. Budidaya dan Pascapanen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta. 92p.
Firdausil AB, Nasriati, dan A. Yani. 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Jakarta. 26p.
Goenadi, D.H., Baon, J. B., Herman, dan Purwoto, A. 2013. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia (p.27). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan, Jakarta.
Hasibuan, AM, Nurmalina, R dan Wahyudi, A. 2012. Analisis kinerja dan daya saing perdagangan biji kakao dan produk kakao olahan Indonesia di pasar internasional. Bulletin Ristri, 3(1): 57-70.
Hayati, R., Yusmanizar, Mustafril, dan H. Fauzi. 2012. Kajian Fermentasi dan Suhu Pengeringan pada Mutu Kakao (Theobroma cacao L). Jurnal Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian. 26(2), Oktober 2012. Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.
Hendayana, R., A.Gozali, Zakiah, H. Hermawan, Nurhayati. 2011. Laporan Pengkajian Sintesis Pola Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian Di Jawa dan Luar Jawa. Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa Tahun 2011. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor.
Herdhiansyah D dan Asriani D. 2018. Strategi Pengembangan Agroindustri Komoditas Kako di Kabupaten Kolaka-Sulawesi Tenggara. Jurnal Agroind, 4: 30-41.
Hermawan, H. 2013. Perspektif Pemanfaatan Dana BLM PUAP Oleh Gapoktan Mendukung Penerapan Inovasi Teknologi Pada Usahatani Kakao. Bunga Rampai Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi Untuk Usaha Agribisnis. ISBN: 978-602-9462-24-1. IAARD Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Hermawan, H dan H. Andianyta. 2017. Model Dinamika Kontribusi Dana BLM PUAP Terhadap Pendapatan dan Produktivitas Usahatani Kakao. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi. Banjarbaru, 20 Juli 2016. ISBN: 978-602-6954-14-5. IAARD Press. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Hidayanto, M., Supiandi, S., S.Yahya dan LI Amien. 2009. Analisis keberlanjutan perkebunan kakao rakyat di Kawasan perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Agro Ekonomi Vol 27 No 2. 213-229.
Indraningsih KS. 2017. Strategi Diseminasi Inovasi Pertanian Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 35(2): 107-123.
Kolleck N. 2013. Social Network Analysis in Innovation Research: Using a Mixed Methods Approach to Analyze Social Innovations. Eur J Futur.Res. 1(25): 1-9.
Konam, J., Y. Namaliu, R. Daniel, dan D. Guest. 2009. Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. Panduan Pelatihan Untuk Petani dan Penyuluh. 36p.
Leksono, A.S., Mustafa, I., and Gama, Z.P. 2021. Organic Cocoa Farming in Indonesia: Constrains and Development Strategies. Organic Agriculture. 11: 445-455. http://doi.org/10.1007/s13165-021-00351-5
Massusungan, A. A. 2013. Sertifikasi kakao berkelanjutan. Indonesian Cocoa Workshop 2013 (p. 40). Jakarta: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Mulato S. 2005. Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
Mulyono D. 2016. Harmonisasi Kebijakan Hulu-Hilir Dalam Pengembangan Budidaya dan Industri Pengolahan Kakao Nasional. Jurnal Ekonomi Kebijakan Publik. 7:185-200.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Kakao (Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis). PT. Agromedia Pustaka.
Rubiyo dan Siswanto. 2012. Peningkatan produksi dan pengembangan kakao (Theobroma cacaoL.) di Indonesia. Buletin RISTRI Vol. 3(1) : 33-48.
Septiani, Erina dan Abdullah Bin Arif. 2016. Pengaruh Suhu Pemastaan Terhadap Rendemen dan Kadar Lemak Bubuk Kakao Hasil Pengempaan dan Biji Kakao Fermentasi dan Non Fermentasi. Jurnal
Penelitian Pasca Panen Pertanian. 13(1) Juni 2016. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Bogor.
Setyanto, A. 2013. Pendekatan dan implementasi Kawasan komoditas unggulan pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31 No 2, Desember 2013. 171-195.
Å piÄka J, Vintr T, Aulová R, MachÄková J. 2020. Trade-off between the economic and environmental sustainability in Czech dual farm structure. Agric Econ Czech 66:243–250.
Sudjarmoko, B. 2013a. Dampak Pemberlakuan Kebijakan Bea Masuk Terhadap Ekspor Kakao Indonesia. Media Komunikasi Perkebunan Tanaman Industri dan Penyegar, 1(1).
Sudjarmoko, B. 2013b. State of The Art Industrialisasi Kakao Indonesia. Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar, 1(1): 31-42.
Surur, F. 2017. Optimalisasi pemanfaatan lahan untuk pengembangan komoditi kakao (Theobroma cacao L.) di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Jurnal Teknosains, 11 (1): 89 – 102.
Thamrin, Surjono H. Sutjahjo, C. Herison, dan S. Sabiham. 2007. Analisis Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia Untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten Bengkayang). Jurnal Agro Ekonomi, 25(2): 103-124.
Thehijau.com./menengok-perkembangan-komoditas-kakao-indonesia/ diakses tanggal 31 Maret 2020.
Tran, P.D, D.V. de Walle, N.D. Clercq, A.D. Winne, D. Kadow, R. Lieberei, K. Messens, D.N. Tran, K. Dewttinck, dan J.V. Durme. 2015. Assessing cocoa aroma quality by multiple analytical approaches. Food Research International, 77(3): 657-669.
Wahyudi, T., T.R. Pangabean, dan Pujianto. 2002. Kakao. Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Panduan Lengkap. Penebar Swadaya. 363p.
Yuliandi Y. 2014. Strategi Pengembangan Usahatani Kakao di Desa Sritaba’ang Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong. Agrotekbis, 2:161-168.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
|