Variasi Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Kultivar Maja Cipanas Akibat Pemberian Pupuk Kalium Dan Biofosfat di Lahan Vertisol
DOI:
https://doi.org/10.52434/jagros.v4i2.926Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk kalium dan biofosfat, serta mengetahui dosis terbaik pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) kultivar Maja Cipanas. Percobaan dilaksanakan di Desa Tolengas Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Percobaan telah dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2016 sampai bulan Januari tahun 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diuji adalah Faktor ke 1 adalah Pupuk Kalium (K), terdiri dari tiga taraf: s1 (100 kg/ha), s2 (200 kg/ha) dan s3 (300 kg/ha). Faktor ke 2 adalah Biofosfat (B), terdiri dari tiga taraf: b1 (100 kg/ha), b2 (200 kg/ha) dan b3 (300 kg/ha). Perbedaan perlakuan diuji lanjut dengan mengunakan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pupuk kalium dan biofosfat tidak memberikan pengaruh interaksi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Pupuk kalium dengan dosis 200 kg/ha memberikan pengaruh baik terhadap tinggi tanaman 5 mst, jumlah anakan, diameter umbi dan bobot umbi kering. Penggunaan biofosfat dengan dosis 200 kg/ha memberikan pengaruh baik terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun 5 dan 7 mst serta bobot umbi kering.Referensi
Aisyah D. Suyono, Tien Kurniatin, Siti Mariam, Benny Joy, Maya Damayani,
Tamyid Syammusa, Nenny Nurlaeni, Anny Yuniarti, Emma Trinurani,
Dan Yulita Machfud. 2006. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. UNPAD.
Bassiony, A. M. 2006. Effect of Potassium Fertilization on Growth, Yield, and
Quality of Onion Plants. J. Appl. Scie. Res. 2(10); 780-785.
Dani U., Adi Oksifa Rahma Harti, Dadan Ramdhani Nugraha, Dan Rusta. 2014.
Pertumbuhan dan Hasil tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.)
Kultivar Sabana F1 dan Vanesa pada berbagai Dosis Pemberian Biofosfat. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan volume 2 nomor 2.
Djaenudin D., Marwan H., Subagjo H., Dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah,
Puslitbangtanah.
Goeswono Soepardi. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor.
Gunadi, N. 2009. Kalium Sulfat dan Kalium Klorida Sebagai Sumber Pupuk
Kalium pada tanaman Bawang Merah. J. Hort. 19(2):174-185.
Herviyanti, Achmad, F., Sofyani, R., Darmawan, Gusnidar, Saidi, A.
Pengaruh Pemberian Bahan Humat dari Ekstrak Batu Bara Muda
(Subbituminus) dan Pupuk P terhadap Sifat Kimia Ultisol Serta Produksi
Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Solum Vol. IX No. 1, Januari
:15-24.
Hilda Rodrigues And Reynaldo Faga. 2000. Phospate Solobilizing Bacteria and
Their Role in Plant Growth Promation. Dapartement of Microbiology.
Luban research Institute on Sugarcane BYProducts (ICIDCA).
Jenny H. And E. P. Slade. 1934. The potassium-Lime Problem in Soils. J. Am.
Soc. Agron. 26: 162-170.
Khamdanah, Tiara Restu Amanda, Dan Jati Purwani. 2014. Efektifitas Bakteri
Pelarut Fosfat Asal Tanah Ultisol Lebak Banten Terhadap Pertumbuhan
Kedelai (Glycine max L.). Prosisding Seminar Nasional Pertanian
Organik, Bogor.
Lai L., 2002. Phosphate Biofertilizers. India: Agrotech. Publ. Academy, Udaipur.
Navitupulu D., Dan L. Winarto., 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk N dan K
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah. J. Hort. 20(1):27-35.
Rahayu E. Dan Berlian N. V. A. 2004. Bawang Merah. Penebar Swadaya.
Rahmawati, N. 2005. Pemanfaatan Biofertilizer Pada Pertanian Organik.
Tesis.USU e-Repository. Medan