PENGARUH BERBAGAI PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP KEANEKARAGAMAN, DOMINANSI DAN LAJU TUMBUH GULMA PADA TANAMAN BAWANG MERAH
DOI:
https://doi.org/10.52434/jagros.v5i2.1361Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara berbagai pupuk kandang danjarak tanam terhadap keanekaragaman, domonansi, laju tumbuh gulma dan untuk mengetahui
pupuk dan jarak tanam manakah yang terbaik pada penekanan laju tumbuh gulma pada bawang
merah. Penelitian dilaksanakan di Kp. Margahayu, Desa Caringin, Kecamatan Caringin,
Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis pupuk organik yaitu : p0 (tanpa
pupuk organik) = 0 ton/ha, p1 (pupuk kandang sapi) = 20 ton/ha, p2 (pupuk kandang ayam) = 20
ton/ha, dan p3 (pupuk kandang kambing) = 20 ton/ha. Faktor kedua adalah jarak tanam yaitu : j1
= 15 cm x 15 cm, j2 = 15 cm x 20 cm, dan j3 = 20 cm x 20 cm. Hasil penelitian menunjukan
terdapat keanekaraman gulma pada lahan pertanaman bawang merah, yaitu : Centella aciatica
L., Metha x piperita L., Mimosa indica, Meniathes trifolrata L., Cyperus rotundus L., Amaratus
viridis L., dan Colocasia esculenta. Gulma yang mendominasi di lahan pertanaman bawang
merah terdapat pada golongan gulma daun lebar, yaitu : Centella aciatica L., sebesar 19,9089%.
Hasil analisis ragam menunjukan tidak terjadi interaksi antara pemberian berbagai pupuk
kandang dan jarak tanam terhadap laju tumbuh gulma pada tanaman bawang merah. Secara
mandiri penggunaan pupuk p2 (pupuk kandang ayam) = 20 ton/ha setara dengan 7,2 kg/plot
memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering gulma dan laju pertumbuhan gulma.
Kata kunci: bawang merah, gulma, jarak tanam, dan pupuk organik.
Referensi
Agromedia. 2007. Petunjuk Pemupukan. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Aldrich, R.J. and R.J. Kremer. 1997. Principles in Weed Management. Second Edition.
Iowa State University Press, Ames Iowa.
Basuki RS. 2009. Analisis kelayakan teknis dan ekonomis teknologi budidaya bawang
merah dengan benih biji botani dan benih umbi tradisional. J Hort 19 (2): 214-227.
Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Trubus Agriwidya, Jakarta.
Hanafiah, K. A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 390.
Hasanuddin, Erida, G. dan Safmaneli. 2012. Pengaruh Persaingan Gulma Synedrella
nodiflora L. pada Berbagai Densitas Terhadap Pertumbuhan Hasil Kedelai. Jurnal
Agrista. Vol. 16(3): 146-152.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid lll. Terjemahan Badan Litbang
Kehutanan. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
Januwati M dan Muhammad H. 1992. Cara Budidaya Pegagan (Centella asiatica L.). Warta
tumbuhan Obat Indonesia 1(2): 42-44.
Lubis, A., 1992. Kelapa Sawit (Elaeis quineensis Jacq). Pusat Penelitian Perkebunan.
Bandar Kuala Pematang Siantar Sumatera Utara.
Mangoensoekarjo, S. dan Soejono, A.T. 2015. Ilmu Gulma dan Pengelolaan Pada Budi
Daya Perkebunan. Gadjah Mada University Press anggota IKAPI. Yogyakarta.
Moenandir, J., 2010. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Universitas Brawijaya
Press. Malang.
Pertiwi, E.,D., dan Arsyad, M. 2018. Keanekaragaman dan Dominansi Gulma pada
Pertanaman Jagung di Lahan Kering Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato.
Jurnal Perbal. Vol. 6 No. 3, Hlm. 31-39.
Pujisiswanto, H., Yudono, P., Sulistyaningsih, E., dan Sunarminto, B.H. 2015. Analisis
Pertumbuhan Gulma Pada Aplikasi Asam Asetat Sebagai Herbisida Pascatumbuh.
Universitas Lampung Press. Lampung.
Rukmana R., dan S. Saputra. 1999. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Kanisius.
Yogyakarta.
Salikin. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.
Subrata, B.A.G., dan Setiawan, B.A. 2018. Keragaman Vegetasi Gulma di Bawah Tegakan
Pohon Karet (Hevea brasiliensis) pada Umur dan Arah Lereng yang Berbeda di
PTPN IX Banyumas. Jurnal Ilmiah Pertanian. Vol. 14 No.2.
Suriani, N. 2011. Bawang Bawa Untung Budidaya Bawang Merah dan Bawang Putih.
Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
Zarwan, Syahril, & Mulyono. 1994. Studi pertumbuhangulma pada beberapa jenis pupuk
kandang.Prosiding Konferensi XII Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Padang
Sumatera Utara. 5 hal.160)