TRET SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUKU BAJO SAMPELA DI KABUPATEN WAKATOBI
DOI:
https://doi.org/10.10358/jk.v5i2.671Abstrak
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potret sosial budaya masyarakat suku Bajo Sampela di kabupaten Wakatobi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan analisis terhadap pokok-pokok pertanyaan penelitian, yakni: mengenai stratifikasi sosial, agama dan sistem kepercayaan yang dimilki masyarakat suku bajo sampela, transportasi laut yang digunakan hingga kondisi pendidikan masyarakat suku bajo Sampela. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan studi etnografi komunikasi. Subjek penelitian adalah para tokoh dan masyarakat di suku Bajo Sampela. Subjek dipilih secara purposive sampling (sampel bertujuan) yakni orang-orang yang dapat menjelaskan inti permasalahan dalam penelitian ini. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka. Adapun teknis analisis dengan mereduksi data, mengumpulkan data, menyajikan data, menarik kesimpulan, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potret sosial budaya masyarakat suku Bajo Sampela berbeda dari masyarakat lain pada umumnya yang hidup di darat. Suku Bajo Sampela memiliki kebiasaan dan ketergantungan dengan laut. Berbagai ritual-ritual (ritual kelahiran, ritual pengobatan, dan ritual sunatan) yang dilakoni oleh suku Bajo Sampela sampai saat ini terus diwariskan secara turun temurun. Pada umumnya masyarakat suku bajo Sampela beragama Islam, akan tetapi mereka tetap juga mempercayai roh-roh leluhur yang ada dilaut. Sehingga budaya melaut yang dilakukan tidak terlepas dari mantra-mantra yang dilontarkan disertai dengan sesajen-sesajen yang dibuang ke laut yang dipersemkan buat dewa laut. Alat transpotasinya pun beragam yakni lepa, solo-solo/katinting, bodi dan jojolor. Keempat jenis perahu tersebut digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang perekonomian masyarakat suku bajo Sampela. Kata Kunci: Komunikasi; budaya; ritual; perahu; suku bajo Abstract This research is aim to analyze the social and cultural portrait of the people of Bajo Sampela in Wakatobi District. To find the answer of those problems, the main points of the research questions has been analyzed, such as: the social stratification, religion and belief systems of Bajo Sampela society, the transportation used, and public education applied by people of Bajo Sampela. Qualitative ethnographic study of communication used as the approach in this research. The subjects were leaders and communities in Bajo Sampela. Subjects selected by purposive sampling (samples intended); people who can explain the core problem in this research. Data were obtained through interviews, observation, documentation, literature. The technical analysis of the data is reduction, collecting data, presenting data, draw conclusions, and evaluation. The results showed that the socio-cultural portrait of Bajo Sampela has the differencies from people in who live on land. Bajo Sampela have a habit and highly needs of the sea life. Various rituals (celebrating birth, healing-therapy tradition, and ritual of circumcision) lived by people of Bajo Sampela until now inherited continously. In general, people of Bajo Sampela are Muslims, but they are also has belief of ancestral spirits that exist in the sea, so that the fishing-habit can not be separated from spells delivered followed by offerings that are thrown into the sea as a gift for the God of the sea. There are also variety of transportation, namely: lepa, solo-solo / katinting, bodi and jojolor. These four types of boats are used in everyday life to support the economy of the Bajo Sampela society. Keywords: Communication; culture; ritual; boat; bajo tribeReferensi
Daftar Pustaka
Artanto, Y. K. (2017). Bapongka, Sistem Budaya Suku Bajo Dalam Menjaga Kelestarian Sumber Daya Pesisir. Sabda E-ISSN 2549-1628, 12.
Creswell, John W. 1997. Qualitatice Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. Sage: Thousand Oaks.
Duwlfoh, Q. W., Wkdw, V., Dssolhg, D. Q., Dssurdfk, F., Hoo, X., Iudphzrun, P. H. V, … Frghv, V. (2016). ETHNOGRAPHY OF COMMUNICATION IN PRAXIS. Journal Of Instructional Research.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika.
Hall, Struart, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis. 2011. Budaya, Media dan Bahasa. Yogyakarta. Jayasutra.
Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Bandung : Widya Padjadjaran.
Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Rosda. Bandung.
Marga, P., Di, A. N. G., Joko, S., & Marta, F. (2017). No Title. Jurnal KOMUNIKATIF.
Sampeali, Y. (2011). Kabupaten Buton Communication Behavior of Bajo Tribe in doing Interaction with Mainland Community in Floating Village Of Mawasangka District , Buton Regency. Jurnal Komunikasi KAREBA, 1(3).
Ray, M. (2011). A study on Ethnography of communication : A discourse analysis with Hymes ‘ speaking model .’ Journal of Education and Practice, ISSN 2222-288X, 2(6).
S. Bekti Istiyanto, W. N. (2018). Etnografi Komunikasi Komunitas yang Kehilangan Identitas Sosial dan Budaya di Kabupaten Cilacap Identity in Cilacap. Jurnal Kajian Komunikasi, 6(1).
Tjahjono, 2013. Di Lao’ Denakangku, Laut adalah Saudaraku. Ekskuusi Wakatobi.
Tahara, T. (2013). Kebangkitan Identitas Orang Bajo di Kepualuan Wakatobi. Antropologi Indonesia, 34(1).
West dan Turner. 2013. Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Wicaksono, L. (2016). Bahasa Dalam Komunikasi Pembelajaran. Journal of Prospective Learning, 1(2).