Analisis resepsi penonton pada kepercayaan kekuatan supranatural dalam film kisah tanah Jawa Pocong gundul
DOI:
https://doi.org/10.52434/jk.v11i2.42730Abstrak
Abstract
Indonesian horror films often represent society’s belief in supernatural powers as part of a living cultural heritage. One of the films that is particularly relevant to explore is Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul, which presents the theme of retrocognition and various mystical elements such as black magic, occult rituals, and sacred heirlooms. This study aims to analyze audience reception of the supernatural powers depicted in the film. Using a qualitative approach, this research applies Stuart Hall’s reception analysis theory, which categorizes audience interpretations into three positions: dominant-hegemonic, negotiated, and oppositional. Data were collected through in-depth interviews with five informants of diverse socio-cultural and religious backgrounds. The findings reveal that the audience’s interpretations are strongly influenced by personal spiritual experiences, educational background, and individual belief systems. Most informants accepted and believed in the supernatural aspects of the film in line with their own convictions (dominant position), while others took a more critical stance or rejected the mystical content entirely (negotiated and oppositional positions). This study contributes to a deeper understanding of how audiences interpret cultural representations in popular media and provides insight into the ongoing dialogue between traditional values and rational-modern worldviews in contemporary society.
Keywords: Audience reception; supernatural powers; retrocognition; horror film; Javanese culture.
Abstrak
Film horor Indonesia kerap merepresentasikan kepercayaan masyarakat terhadap kekuatan supranatural sebagai bagian dari warisan budaya yang masih hidup hingga kini. Salah satu film yang menarik untuk dikaji adalah Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul, yang mengangkat tema retrokognisi dan berbagai elemen mistik seperti santet, ritual ghaib, hingga penggunaan benda keramat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana resepsi penonton terhadap kekuatan supranatural yang ditampilkan dalam film tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis resepsi dari Stuart Hall, yang membagi pemaknaan penonton ke dalam tiga posisi: dominan-hegemonik, negosiasi, dan oposisi. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima informan yang memiliki latar belakang sosial dan pandangan keagamaan yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaknaan terhadap kekuatan supranatural sangat dipengaruhi oleh pengalaman spiritual pribadi, tingkat pendidikan, serta sistem kepercayaan yang dianut oleh masing-masing informan. Sebagian besar informan menerima dan meyakini keberadaan kekuatan supranatural dalam film sesuai dengan keyakinan mereka (posisi dominan), sementara lainnya bersikap kritis atau bahkan menolak sepenuhnya unsur mistik tersebut (posisi negosiasi dan oposisi). Penelitian ini berkontribusi dalam memahami cara kerja tafsir audiens terhadap representasi budaya dalam media populer, serta membuka ruang dialog antara nilai-nilai tradisional dan pandangan rasional-modern dalam masyarakat kontemporer.
Kata-kata kunci: Resepsi penonton; kekuatan supranatural; retrokognisi; film horor; budaya Jawa.
Download Journal Template













