Tren “marriage is scary” di tiktok: Analisis resepsi perempuan generasi Z

Penulis

  • Nuraleina Putri Asyari
  • Herlina Suksmawati Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.52434/jk.v11i2.42714

Abstrak

Abstract

A phenomenon that is currently emerging from negative narratives about marriage circulating on social media, particularly TikTok. Such as cases of infidelity, domestic violence, and emotional pressure. The purpose of this study is to understand and describe how Gen Z women interpret and respond to this trend. In this study, Stuart Hall's reception theory (encoding-decoding) is used to analyze how content creators and Gen Z female viewers decode the message “Marriage is Scary.” The research method used is descriptive qualitative, with data collection through in-depth interviews with six Gen Z women aged between twenty-three and twenty-six who are active on TikTok and reside in Jakarta and Surabaya. The research shows that four informants are in a position of negotiation, accepting the narrative message as an important lesson in preparing financially and psychologically and becoming more critical in choosing a partner. Gen Z women view this trend as validation of their concerns and motivation to prevent potential issues in marriage. Two informants were in a position of opposition, rejecting the frightening narrative due to strong religious beliefs or personal experiences that support a positive perception of marriage. The influence of this trend prompts Gen Z women to reconsider traditional norms, demand equality, and commit to building healthy relationships.

Keywords: Reception; gen Z women; marriage is scary; tiktok; marriage. 

 

Abstrak 

Fenomena yang sedang marak muncul dari narasi negatif tentang pernikahan yang beredar di sosial media, khususnya TikTok. Seperti kasus perselingkuhan, KDRT, dan tekanan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana perempuan Gen Z memaknai dan menanggapi tren ini. Dalam penelitian ini, teori resepsi Stuart Hall (encoding-decoding), digunakan untuk menganalisis bagaimana pembuat konten dan penonton perempuan Gen Z mendekodekan pesan “Marriage is Scary”. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan enam informan perempuan Gen Z yang berusia antara dua puluh tiga dan dua puluh enam yang aktif di TikTok, berdomisili Jakarta dan Surabaya. Penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat informan yang berada pada posisi negosiasi, menerima pesan narasi sebagai pelajaran penting dalam mempersiapkan diri secara finansial dan psikologis serta menjadi lebih kritis untuk memilih pasangan. Perempuan Gen Z menilai tren ini sebagai validasi terhadap kekhawatiran dan dorongan dalam mencengah masalah yang mungkin muncul dalam pernikahan. Dua informan berada dalam posisi oposisi, menolak narasi menakutkan karena keyakian agama yang kuat atau pengalaman pribadi yang mendukung persepsi positif mengenai pernikahan. Pengaruh tren ini memicu perempuan Gen Z untuk mempertimbangkan kembali norma tradisional, menuntut kesetaraan, dan berkomitmen dalam membangun hubungan yang sehat.

Kata-kata kunci: Resepsi; perempuan gen Z; marriage is scary; tiktok; pernikahan.

 

Diterbitkan

2025-10-29

Terbitan

Bagian

Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitian