Review : Pengembangan Produk Pangan Fungsional Di Indonesia Berbasis Bahan Pangan Lokal Unggulan
Abstrak
Perubahan gaya hidup orang Indonesia mengakibatkan produk pangan fungsional meningkat secara drastis, terlebih saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Kesadaran masyarakat terhadap Kesehatan menjadi alasan utama perubahan itu terjadi. Pangan fungsional adalah makanan yang didalamnya mengandung komponen bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, dan memiliki potensi bahan pangan lokal yang bisa diolah untuk memenuhi gizi masyarakat. Beberapa bahan pangan lokal unggulan yang berpotensi tersebut adalah jagung, pisang, ubi kayu, ubi jalar dan lain sebagainya, dengan potensi bahan pangan lokal yang sangat besar tersebut seharusnya dapat dikembangkan menjadi produk yang memiliki manfaat lebih terutama bagi kesehatan yaitu produk pangan fungsional. Dengan potensi tersebuat maka peluang pasar dan masa depan dari produk pangan fungsional berbasis bahan lokal diharapkan akan semkain terbuka.
Referensi
Bello-pérez, L. A. et al. (2000) ‘Some Structural , Physicochemical and Functional Studies of Banana Starches Isolated from two Varieties Growing in Guerrero , México’, 33(1988), pp. 491–494.
Birt, D. F. et al. (2013) ‘Resistant Starch: Promise for Improving Human Health’, Advances in Nutrition: An International Review Journal, 4(6), pp. 587–601.
Brennan, C. S. (2005) ‘Dietary fibre , glycaemic response , and diabetes’, pp. 560–570.
Darawati, M. et al. (2016) ‘Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Pangan Lokal Sebagai Produk Sarapan Untuk Remaja Gemuk’, Jurnal Gizi dan Pangan, 11(1), pp. 43–50.
David, W. (2021) ‘Komersialisasi Pangan Fungsional dengan Design Thinking’, Foodreview Indoneisa PT. Media Pangan Indonesia, March, pp. 28–35.
Departemen Kesehatan (1996) Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
DeVries, J. W. et al. (2001) ‘The definition of dietary fiber’, Cereal Foods World, 46(3), pp. 112–129.
Goldberg, I. (1994) Functional Foods Disigner Foods, Pharmafoods, Nutraceuticals. Springer Science Business Media Dordrecht.
Hallauer, A. R. (2000) Specialty corns, Second Edition, Specialty Corns, Second Edition.
Hariyadi, P. (2006) ‘Pangan Fungsional Indonesia’, Foodreview Indonesia, I(5), pp. 8–10.
Hariyadi, P. (2021) ‘Pangan Fungsional: Pelajaran dari Covid 19’, Foodreview Indoneisa PT. Media Pangan Indonesia, March.
Herawati, H. (2011) ‘Potensi pengembangan produk pati tahan cerna sebagai pangan fungsional’, 30(024).
Herlina, E. and Nuraeni, F. (2014) ‘Pengembangan Produk Pangan Fungsional Berbasis Ubi Kayu dalam Menunjang Ketahanan Pangan’, Manajemen pemasaran,dasar-dasar pemasaran / Marius P. Angipora, 3(2), pp. 142–148.
Kaur, C. and Kapoor, H. C. (2001) ‘Antioxidants in fruits and vegetables - The millennium’s health’, International Journal of Food Science and Technology, 36(7), pp. 703–725.
Kurdekar, R. R. et al. (2014) ‘Isolation and Characterization of Scopoletin - An Anticancer Compound from the Bark of Hymenodictyon Obovatum Wall International Journal of Pharmaceutical and Phytopharmacological Research ( eIJPPR ) Isolation and Characterization of Scopoletin - An Antic’, (July 2015), pp. 467–470.
Kusumayanti, H., Triaji, R. and Bagus, S. (2018) ‘Pangan Fungsional Dari Tanaman Lokal Indonesia’, Metana, 12(01), pp. 26–30.
Musita, N. (2009) ‘Kajian Kandungan dan Karakteristik Pati Resisten dari Berbagai Varietas Pisang’, Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, 14(1).
Nuryati, L., Waryanto, B. and Akbar (2016) Outlook Ubi Kayu.
Pertanian, K. R. (2017) ‘Produksi Pisang Menurut Provinsi , 2013-2017’, 2017, p. 2017.
Rautenbach, F. et al. (2010) ‘Antioxidant capacity and antioxidant content in roots of 4 sweetpotato varieties’, Journal of Food Science, 75(5), pp. 5–10.
Silitonga, S.Si, R. F. et al. (2019) ‘Identifikasi Skopoletin pada Ubi Kayu (Manihot esculenta C.) Sebagai Bahan Baku Industri Tapioka di Lampung’, Warta Industri Hasil Pertanian, 36(1), p. 56.
Suarni (2006) ‘Teknologi Pembuatan Kue Kering (Cookies) Berserat Tinggi Dengan Penambahan Bekatul Jagung’, pp. 521–526.
Suarni (2009) ‘Komposisi Nutrisi Jagung Menuju Hidup Sehat’, Prosiding Seminar Nasional Serelia, pp. 60–68.
Suarni and Subagio, H. (2013) ‘Potensi Pengembangan Jagung Dan Sorgum Sebagai Sumber Pangan Fungsional’, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 32(2), pp. 47–55.
Suprapta Antara,M., Arya,N., Sudana,M., Danuaji A.S., and Sudarma,M, D. N. (2004) ‘Kajian aspek pembibitan, budidaya dan pemanfaatan umbi-umbian sebagai sumber pangan alternative’, Laporan Hasil Penelitian, Kerjasama BAPEDA Propinsi Bali dengan Fakultas PertanianrUNUD.
Tabana, Y. M. et al. (2016) ‘Scopoletin, an active principle of tree tobacco (Nicotiana glauca) inhibits human tumor vascularization in xenograft models and modulates ERK1, VEGF-A, and FGF-2 in computer model’, Microvascular Research. Elsevier Inc., 107, pp. 17–33.
Yuan, J. M. et al. (2003) ‘Dietary cryptoxanthin and reduced risk of lung cancer: The Singapore Chinese health study’, Cancer Epidemiology Biomarkers and Prevention, 12(9), pp. 890–898.
Yuliasari, S. and Hamdan (2012) ‘Peluang pemanfaatan ubi jalar sebagai pangan fungsional dan mendukung diversifikasi pangan’, BPTP Bengkulu, (Balitkabi 2008).
Yuniastuti, A. (2014) ‘Peran Pangan Fungsional Dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan’, Prosiding Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian & Pengabdian, pp. 1–11.