Karakteristik Fisik Dan Kimia Nata De Milko Dari Susu Substandar Dengan Variasi Konsentrasi C/N Ratio

Robi Tubagus, Atia Fizriani

Abstrak


Susu substandar didefinisikan sebagai susu segar yang tidak memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan oleh pemerintah dalam standar susu mutu segar sebagai susu segar. Namun demikian susu substandar tersebut masih mengandung karbon, nitrogen dan mineral sebagai sumber nutrisi bagi pertumbuhan Acetobacter xilinum dalam pembuatan Nata de Milko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi C/N ratio yang optimum dan menghasilkan karakteristik fisik dan kimia Nata de Milko yang terbaik. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan penambahan konsentrasi gula (sukrosa) pada pembuatan Nata de Milko yaitu 15%, 20% dan 25% yang masing-masing di ulangan enam kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nata de Milko dengan karakeristik fisik dan kimia terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan gula (sukrosa) 25% (C/N ratio 57,78) dengan nilai karakteristik fisik (ketebalan 1,13cm, rendemen 48,04%, tekstur 68,42mm/g/dt), karakteristik kimia (kadar air 80,60%, kadar abu 0,53%, kadar lemak 0,31%, kadar protein 1,09%, karboidrat 17,47%).

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Alwani, H., Nur, A, A., Haryo, W., dan Heru, S. 2011. Pengaruh Penambahan Sumber Karbon Terhadap Kondisi Fisik Nata De Coco. Jurnal Techno.12(2)74-77.

Alwani, H. dan Kristiono. 2013. Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata De Coco. Jurnal Momentum. 9(1):62-65.

Andra, T., Sumardi, H, S., dan Yusuf, H. 2015. Pengaruh Penambahan Sukrosa Dan Urea Terhadap Karakteristik Nata De Soya Asam Jeruk Nipis-In Press. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. 3(1):1-10.

AOAC. 1990. Officials Methods of Analysis of The Association of Official Chemist. Washington. DC.

AOAC. 1995. Officials Methods of Analysis of The Association of Official Chemist. Washington. DC.

AOAC. 2007. Officials Methods of Analysis of The Association of Official Chemist 18th edn. Gaithersburg. MD.

Badan Pusat Statistik. Produksi Susu Segar menurut Provinsi 2009-2016, http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/viewid/1083. [23 Maret 2018].

Badan Standardisasi Nasional. 2011. Syarat Mutu Susu Segar. SNI 3141.1:2011. Badan Standardisasi Nasional Indonesia. Hal:2-4.

Badan Standardisasi Nasional. Syarat Mutu Nata Dalam Kemasan. SNI 01.4317:1996. Badan Standardisasi Nasional Indonesia. Hal:1-4.

Depkes RI. 2005. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Depkes RI.

Dwi, A., Abdullah, B, Arif., Agus, B. dan Wahyu, D. 2015. Analisis Parametrik dan Non Parametrik Pengaruh Konsentrasi Sukrosa dan Amonium Sulfat Terhadap Mutu Nata De Melon. Informatika Pertanian. 24 (1):101-108.

Fatkurahman, R., W. Atmaka dan Basito. 2012. Karakteristik sensoris dan sifat fisikokimia cookies dengan substitusi bekatul beras hitam (Oryza sativa L.) dan tepung jagung (Zea mays L.). Jurnal Teknosains Pangan. 1(1):49-57.

Fifendy, M., D,H, Putri dan S,S, Maria. 2011. Pengaruh penambahan touge sebagai sumber nitrogen terhadap mutu Nata de kakao. Jurnal Sainstek 3(2):165-17Franelia, A, Laras., Zakiatulyaqin, dan Suko. 2013 Pengaruh Lama Penyimpanan Air Kelapa Dan Konsentrasi Gula Pasir Terhadap Karakteristik Dan Organoleptik Nata De Coco. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian. 2(2):1-12.

Hardi, M, R., Dewi, M, P. dan Abdullah, S. 2013. Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat Dan Waktu Fermentasi Terhadap Kualitas Nata De Corn. Jurnal Teknik Kimia. 1(19):34-39.

Hartati, Chairunnisa. 1997. Isolasi Dan Modifikasi Protein Susu Dalam Rangka Pemanfaatan Susu Sapi Substandar. Disertasi. Institut pertanian Bogor.

Heng, Z., Chuntao, C., Chunlin, Z., dan Dongping, S. 2016. Production Of Bacterial Cellulose By Acetobacter Xylinum: Effects Of Carbon/Nitrogen-Ratio On Cell Growth And Metabolite Production. Journal Cellulose Chemistry And Technology 50(9-10) 997-1003

Indah, P., dan Siti, A. 2013. Mutu Fisik, Kadar Serat dan Sifat Organoleptik Nata de Cassava Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurnal Pangan dan Gizi. 04(07):29-38.

Indhira, S. 2017. Peningkatan Protein dan Vitamin B melalui Pemberian Whey dan Lerry pada Produk Nata. Jurnal Info Kesehatan. 15(2): 495-506

Iguchi, M., Yamanaka, S. and A. Budhiono. 2000. Bacterial Cellulose A Masterpiece Of Nature's Arts. Journal Of Material Science. 35(2):261-270.

Iskandar, Z, M., Mulyati, S., Fathanah, U., Sari, I., dan Juchairawati. 2010. Pembuatan Film Selulosa dari Nata de Pina. Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan. 7(3):105-111.

Junaidi, H, M., Ardyati, T, dan Suharjono. 2010. Uji Potensi Microbacterium Sp. Dan Penambahan Daun Orok-Orok (Crotalaria Sp.) Dalam Dekomposisi Jerami Padi, Tesis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, Malang.

Keshk, S.M.A.S., Razek, T.M.A., and Sameshima, K. (2006). Bacterial cellulose production from beet molasses. African Journal of Biotechnology. 5 (17): 1519-1523.

Khairul, A, Z., Khairunnisa, N., Mahfuzah M., dan Mohd N, M, Z. 2015. Effect of Incubation Temperature on Growth of Acetobacter xylinum 0416 and Bacterial Cellulose Production. Journal Applied Mechanics and Materials. 815:3-8.

Khothibul, U, A, A., Anindhita, P., dan Lilik, E, R. 2011. Pengaruh Penggunaan Persentase Starter Dan Lama Inkubasi Yang Berbeda Terhadap Tekstur, Kadar Lemak Dan Organoleptik Nata De Milko. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 6(2):26-35.

Kurotsumi, A., C, Sasaki., Y, Yamashita., dan Y, Nakamura. 2009. Utilization of Varius Fruit Juice as Carbon Source for Production of Bacterial Cellulose by Acetobacter xylinum NRBC13693. Journal of Carbo Vol 79 Page 333-335.

McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD and Morgan CA. 2002. Animal Nutrition. 6th Ed. London (GB). Pretice all.Naidu, A. S. 2000. Natural Food Antrimicrobial System. New York : CRC Press.

Nainggolan, J. 2009. Kajian pertumbuhan Bakteri Accetobacter sp. Dalam Kombucha-Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa) pada Kadar Gula dan Lama Fermentasi yang Berbeda. (Tesis). Universitas Sumatera Utara. Medan:

Nugroho D, A., dan Pradipta A. 2015. Characterization of Nata de coco produced by fermentation of immobilized Acetobacter xylinum. Agriculture and Agricultural Science Procedia. Science Direct. 3(2015):278-282.

Roostita L, B., Hartati C., Obin, R., Eka, W. 2011. Derajat Keasaman Dan Karakteristik Organoleptik Produk Fermentasi Susu Kambing Dengan Penambahan Sari Kurma yang Diinokulasikan Berbagai Kombinasi Starter Bakteri Asam Laktat. Junal Ilmu Ternak. 11(1):49-52.

Santi R. A., Sunarti.T.C., Santoso D.,dan Triwisari, D.A. 2012. Komposisi Kimia Dan Profil Polisakarida Rumput Laut Hijau. Jurnal Akuatika. 3(2):105-144.

Shihata A and Shah NP 2000. Proteolytic Profiles of Yogurt and probiotic bacteria. International Dairy Journal.10(5):401-408.

Siregar SB. 2001. Peningkatan kemampuan berproduksi susu sapi perah laktasi melalui perbaikan pakan dan frekuensi pemberiannya. JITV. 6(2):76-82.

Sri, D., Ulya, S., dan Syamsul, A. 2007. Pembuatan Nata de Manggo (Kajian Sukrosa dan Lama Fermentasi). Jurnal Teknologi Pangan. 3(2):113-127.

Sukarni. 2006. Produksi dan kualitas air susu kambing Peranakan Ettawa yang diberi tambahan urea molases blok dan atau dedak padi pada awal laktasi. J Animal Production. 1:427-441.

Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri, 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya. Depok. Jawa Barat.

Suwito, W. 2010. Bakteri yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian. 29(3): 96-100.

Winarno F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yusmarini, U, Pato. dan V,S, Johan. 2004. Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Gula dan Sumber Nitrogen terhadap Produksi Nata de Pina. Jurnal SAGU. 3(1):20-27.

Zakaria, Y., Helmy, MY., dan Safara, Y. 2011. Analisis Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah yang Disterilkan pada Suhu dan Waktu yang Berbeda. Jurnal Agripet. 11(1):29-31


Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.