Analisis Makna Semiotika Roland Barthes Dalam Upacara Lengser Mapag Panganten Pada Pernikahan Adat Sunda

Penulis

  • Agustini Agustini Universitas Djuanda Bogor
  • Koesworo Setiawan Universitas Djuanda Bogor
  • Siti Nurul Hikmah Universitas Djuanda Bogor

DOI:

https://doi.org/10.52434/jk.v10i2.41735

Abstrak

Di era globalisasi seperti sekarang ini ternyata masih ada masyarakat yang tetap memegang teguh budaya adat sunda upacara lengser mapag panganten yang masih dilestarikan, ini mengingatkan bahwa budaya harus dijaga dan diperhatikan karena ini menunjukan sebuah kebanggaan dari identitas daerah yang merupakan bagian dari budaya sunda di Indonesia, yang menandai serangkaian prosesi pernikahan dengan melibatkan aspek simbol dalam berbagai kreasi seni yang ditampilakan seperti kreasi seni tari, seni karawitan, seni bodoran serta pemberian rajah yaitu doa serta nasihat pembelajaran tentang kehidupan yang ditunjukan pada simbol-simbol kesenian, dalam prosesi penjemputan pengantin laki-laki dan keluarganya. Kreasi seni yang ditampilkan dalam upacara lengser mapag panganten pada pernikahan adat sunda dalam bentuk pesan verbal dan nonverbal. Hal ini yang menarik untuk diteliti yaitu mengenai makna upacara lengser mapag panganten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna denotasi, konotasi dan mitos dari upacara pernikahan khususnya pada makna pesan upacara lengser mapag panganten yang terdapat pada pernikahan adat sunda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes yang didalamnya mengandung makna denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini adalah bahwa makna pesan didalam prosesi upacara lengser mapag panganten ada di dalam rajah, tokoh serta alat-alat yang digunakan seperti (kie lengser, ambu, panayag, penari dan payung) itu semua memiliki banyak sekali arti dari simbol yang terdapat dalam tradisi pernikahan adat sunda ini.Kata-kata Kunci: Pernikahan Adat Sunda, Upacara Lengser Mapag Panganten, Semiotika Roland Barthes

Biografi Penulis

Agustini Agustini, Universitas Djuanda Bogor

Program Studi Sains Komunikasi, Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik, Universitas Djuanda, Bogor, Indonesia

Koesworo Setiawan, Universitas Djuanda Bogor

Program Studi Sains Komunikasi, Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik, Universitas Djuanda, Bogor, Indonesia

Siti Nurul Hikmah, Universitas Djuanda Bogor

Program Studi Sains Komunikasi, Fakultas Ilmu Soial dan Ilmu Politik, Universitas Djuanda, Bogor, Indonesia

Referensi

Buku:

Dasih, I. G. (2021). Komunikasi Penyiaran Radio Genta Berbasis Budaya Bali: Perspektif Komunikasi Antarbudaya . Badung : Nilacakra .

Luthfie, M., & Agustini. (2021). Konsep Tanda Kepemilikan Budaya Indonesia . Depok : PT Rajawali Buana Pusaka .

Jurnal Online:

Gatriyani, N. P. (2022). Bhairawa Tantra Dalam Upacara Penyalonarangan Di Pura Pesamuan Agung Desa Adat Padangbai Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem. Jurnal Lampuhyang, 13, 58-71.

Haq, I. H. (2019). Nilai-Nilai Islam Dalam Upacara Adat Pernikahan Sunda. Jurnal Peradaban Islam, 16 , 29-53.

Justisiani, E. I. (2014). Persepsi Masyarakat Tentang Bentuk Komunikasi Verbal Dan Komunikasi Nonverbal Pada Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab SJahranie Smarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi, 2, 193-206.

Kusuma, P. K., & Nurhayati, I. K. (2017). Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Ritual Otonom Bali. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1, 195-217.

Malik, A. A., Hopipah, E. N., Gunawan, A., & Sidik, A. H. (2023). Pesan Komunikasi Dalam Upacara Adat Pernikahan Sunda (Studi Etnografi Desa Rancakalong Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang). Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Pendidikan, 4, 388-406.

Nurhadi, Z. F., Salamah, U., & Vidiyanti, T. (2018). Etnografi Komunikasi Tradisi Siraman Pada Prosesi Pernikahan Adat Sunda. Jurnal Penelitian Komunikasi, 21, 101-118.

Diterbitkan

2024-10-31

Terbitan

Bagian

Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitian