Identifikasi Faktor-faktor Non-Harga yang Dominan Dalam Keputusan Pembelian Kopi Organik di Kabupaten Garut
DOI:
https://doi.org/10.52434/jwe.v22i1.2555Keywords:
Green product, Kopi Organik, Strategi, AHPAbstract
Sustainability Development Goals (SDGs) yang di launching oleh United Nations Development Program telah meningkatkan kepedulian masyarakat dunia terhadap penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan salah satunya kopi organik. Namun, fenomena terjadi di Indonesia khususnya di Kabupaten Garut menunjukan bahwa permintaan terhadap kopi organik belum sesuai dengan harapan. Untuk itu, perlu dilakukan upaya memperbaiki keadaan melalui identifikasi faktor-faktor yang menentukan keputusan pembelian serta bobot terhadap permintaan kopi organik sebagai green product. Berdasarkan hasil kajian pustaka diperoleh terdapat 5 faktor yaitu lifestyle, kepedulian lingkungan, manfaat kesehatan, rasa, dan penampilan kemasan. Dalam penelitian ini bertujuan menentukan bobot faktor-faktor tersebut dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak-pihak yang dianggap kompeten dan menguasai permasalahan antara lain perwakilan pemerintah, konsumen kopi, dan pengamat kopi maka diperoleh hasil-hasil berikut ini: Faktor manfaat kesehatan dengan bobot 0,40181. Diikuti oleh faktor rasa dengan bobot 0.29154. Diikuti oleh faktor kepedulian lingkungan dengan bobot 0,12793. Diikuti oleh faktor penampilan kemasan dengan bobot 0,10797. Terakhir yaitu faktor lifestyle dengan bobot 0.07075. Dengan hasil tersebut, disarankan upaya-upaya meningkatkan promosi dengan lebih menekankan daya tarik terhadap kesehatan dan rasa.